Seperti yang kita tahu, Public Relation atau PR pada saat ini sudah menjadi bagian yang penting dalam sebuah perusahaan. Namun, bagaimana kira-kira awal mula munculnya PR? simak artikel berikut untuk mengetahui 3 fakta menarik mengenai sejarah public relation.
PR diawali pada tahun 2200 SM
Meskipun praktik PR belum ditemukan, ada beberapa individu yang membentuk industri PR bahkan sebelum PR sendiri ditemukan. Influencer PR paling awal berasal dari Mesir kuno – seorang akademisi, Ptahhotep, yang hidup pada tahun 2200 SM. Ptahhotep menulis sebuah buku berjudul ‘The Maxims of Ptah-hotep’, yang membahas tentang pentingnya berkomunikasi dengan orang-orang.
Istilah ‘Public Relations’ diciptakan oleh Edward Bernays pada tahun 1900-an
Dijuluki sebagai ‘bapak public relations”, Edward Bernays adalah seorang berdarah Austria-Amerika yang bekerja untuk berbagai perusahaan Amerika dan mengembangkan serta mengawasi kampanye PR nya. Melalui karyanya, Edward menciptakan istilah PR. Edward menjalankan kampanye untuk United Fruit Company pada tahun 1950-an yang dihubungkan dengan taktik dari CIA untuk menggulingkan pemerintah Guatemala yang terpilih secara demokratis pada tahun 1964.
Public Relations tidak dilihat sebagai jenjang karier hingga Ivy Lee muncul
Masih membahas sejarah public relation, pakar PR Amerika, Ivy Lee, dipandang sebagai pelopor utama dalam industri PR. Lahir pada tahun 1877, Ivy memulai karirnya sebagai jurnalis untuk surat kabar The New York Times dan The New York World. Setelah Ivy berhenti dari jurnalisme, PR menjadi pilihan karir yang baik baginya. Ia mulai bekerja untuk keluarga Rockefeller, sebuah keluarga yang sangat kaya dan memiliki sebuah perusahaan di industri minyak. Keluarga Rockefeller pernah mendapat citra publik yang negatif dan pada tahun 1093. Ivy Lee kemudian mendorong keluarga tersebut untuk mengambil bagian dalam tindakan publik yang positif dengan melibatkan pekerja tambang yang mereka pekerjakan.
Mitos dan Fakta tentang Public Relation
1. Peran public relation dibutuhkan semua aspek bisnis
Kalau yang ini bukan merupakan mitos, tapi fakta. Public relation sangant dibutuhkan agar sebuah produk dan instansi dapat dikenal oleh masyarakat. Public relation berhubungan langsung bagaimana perusahaan dapat berkembang dan dikenal. Public relation juga sangatlah dibutuhkan untuk membangun brand perusahaan dan nama baik perusahaan. Tentunya performa dan kualitas terbaik dari perusahaan yang selalu berusaha untuk ditampilkan ke depan publik agar terbangunnya sebuah trust.
2. Public relation hanya membutuhkan keterampilan berbicara
Ini adalah mitos, karena faktanya public relation tidak hanya membutuhkan keterampilan berbicara semata, ada faktor-faktor lain yang harus dikuasai oleh seorang public relation. Selain itu public relation tidak hanya bekerja di depan layar, karena ada orang-orang di belakang layar yang juga merupakan bagian dari public relation seperti fotografer, vidiografer dan EO.
3. Public relation profesi yang dapat digantikan oleh perkembangan teknologi digital
Hal ini juga merupakan mitos, karena public relation adalah ilmu komunikasi. Jika bicara komunikasi pasti akan merujuk kepada hubungan antar manusia. Teknologi digital memang sangat berguna bagi perusahaan, tapi teknologi digital hanyalah alat yang digerakkan manusia. Jadi tetap saja public relation pasti membutuhkan manusia.
4. Keterampilan public relation diukur dari pakaian rapi semata
Hal ini adalah mitos, walaupun penampilan rapi sangatlah penting apalagi di depan client. Tapi seorang public realation umumnya penampilannya akan mempresentasikan perusahaan yang dia wakilkan. Jadi tidak hanya sebatas pakaian rapi ataupun glamour saja, bahkan ada yang suka berpenampilan santai tapi menarik.